Pangkalpinang, investasi86news – Aksi ribuan massa dari berbagai kabupaten dan kota di Bangka Belitung yang mengepung kantor pusat PT Timah Tbk di Pangkalpinang, Senin (6/10/2025), berlangsung tegang dan sempat berujung ricuh sebelum akhirnya tercapai kesepakatan bersama.
Situasi mulai memanas sekitar pukul 11.40 WIB ketika aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk menghalau massa agar tidak menerobos masuk ke halaman perusahaan. Massa yang terpencar akibat gas air mata kemudian melakukan aksi anarkis dengan merobohkan pagar depan kantor PT Timah, melempari kaca gedung hingga pecah, serta membakar ban di jalanan hingga menimbulkan kepulan asap hitam pekat.
Meski situasi di luar tidak terkendali, perwakilan massa dari berbagai kabupaten telah diterima masuk ke dalam gedung PT Timah untuk melakukan pertemuan. Negosiasi berlangsung alot bersama jajaran pejabat, di antaranya Kapolda Babel Irjen Pol Hendro Pandowo, perwakilan PT Timah, serta Bambang Patijaya, anggota DPR RI dari Partai Golkar yang juga Ketua Komisi VII DPR RI.
Bambang Patijaya yang baru tiba dari agenda kunjungan kenegaraan Presiden RI menyatakan bahwa tuntutan masyarakat telah disepakati dan akan segera diproses sesuai aturan. Kehadirannya di tengah massa dinilai memberi angin segar karena ia menyampaikan langsung dukungan terhadap aspirasi para penambang.
Di tengah ketegangan, Batara—seorang pemuda asal Bangka Selatan yang menjadi figur penting dalam aksi ini—berulang kali berupaya menenangkan massa. Bahkan, ia sempat menaiki mobil water cannon polisi untuk berorasi dan meyakinkan peserta aksi agar bersabar menunggu hasil perundingan.
Ketegangan sempat kembali meningkat saat massa mendesak Direktur Utama PT Timah Tbk, Restu Widiyantoro, keluar langsung memberikan keputusan. Kapolda Babel Irjen Pol Hendro Pandowo akhirnya turun tangan langsung menenangkan massa, maju tanpa pengawalan meski situasi dipenuhi lemparan batu. Sikap Kapolda tersebut mendapat apresiasi dari peserta aksi karena dinilai berani dan mampu meredakan ketegangan.
Selain itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani juga hadir di tengah massa. Kehadirannya turut memberi pengaruh besar dalam meredam amarah masyarakat. Dengan gaya komunikasinya yang dekat dengan rakyat, ia mengajak massa untuk mendengarkan hasil negosiasi yang telah disetujui dan mengingatkan agar aksi tidak berujung kerusuhan yang merugikan semua pihak.
Setelah melalui proses negosiasi panjang, pertemuan akhirnya menghasilkan kesepakatan. PT Timah Tbk menyetujui harga timah sebesar Rp300 ribu di kadar SN 70, yang menurut perhitungan basah setara sekitar Rp190 ribu per kilogram. Selain itu, PT Timah juga memberikan ruang sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk menambang di wilayah izin usaha perusahaan.
Aksi yang semula berjalan damai, namun sempat memanas, akhirnya mereda setelah kesepakatan diumumkan. Ribuan massa yang hadir pun perlahan membubarkan diri dengan pengawalan aparat keamanan.
(*/red/Agus)